Misi Selamatkan Spesies Badak Putih Utara Kenya, Embrio Tercipta!

Peneliti dari konsorsium Biorescue berhasil menciptakan embrio untuk misi penyelamatan badak putih utara dari kepunahan. Satu dari dua spesimen hidup dari spesies itu yang tersisa di dunia—Fatu betina yang tinggal bersama ibunya Najin di cagar alam Ol Pejeta seluas 90 ribu hektare di Kenya—menyediakan sel telur untuk proyek penyelamatan. Sedang sperma yang digunakan berasal dari dua pejantan yang berbeda.

Direktur Ol Pejeta, Richard Vigne, optimistis pada peluang keberhasilan proyek tersebut, sambil menekankan taruhannya yang tinggi. “Tidak ada yang akan berpura-pura bahwa ini akan mudah,” ujar dia seperti dikutip Phys, Minggu, 1 Agustus 2021.

Vigne menjelaskan bagaimana sel telur dikumpulkan dari Fatu pada awal Juli sebelum kemudian sel-sel itu diterbangkan ke laboratorium di Italia untuk pemupukan, pengembangan dan pelestarian. Baik Fatu maupun Najin tidak akan mampu mengandung dan melahirkan, jadi ibu pengganti untuk embrio akan dipilih dari populasi badak putih selatan.

Menurut Vigne, pihaknya melakukan hal-hal yang mutakhir dari perspektif ilmiah dan berurusan dengan genetika, dengan dua badak putih utara terakhir yang tersisa di planet ini. “Ada banyak hal yang bisa salah,” kata dia sambil menambahkan bahwa dia pikir semua orang memahami tantangan yang dihadapi.

Sejak 2019 Biorescue telah mengumpulkan 80 sel telur dari Najin dan Fatu, tapi 12 embrio yang layak semuanya berasal dari badak yang lebih muda. Proyek ini merupakan upaya multinasional dengan para ilmuwan dari Institut Leibniz Jerman yang mendukung Layanan Margasatwa Kenya dan Ol Pejeta, serta laboratorium Avantea Italia yang menyediakan dukungan pemupukan.

Menteri Pariwisata Kenya Najib Balala menyambut baik kabar tersebut terciptanya embrio. “Sangat menggembirakan, perlu dicatat bahwa proyek ini terus membuat kemajuan yang baik dalam upaya ambisiusnya untuk menyelamatkan spesies ikonik dari kepunahan,” tutur dia.

Badak, termasuk badak putih utara yang kini dijaga ketat, memiliki sangat sedikit pemangsa alami tapi jumlah mereka telah dihancurkan oleh perburuan liar sejak 1970-an. Badak modern telah menjelajahi planet ini selama 26 juta tahun dan diperkirakan lebih dari satu juta masih hidup di alam liar pada pertengahan abad ke-19.

PHYS | AFP

Leave a comment

All fields marked with an asterisk (*) are required