Luhut Sebut 3 Provinsi Lewati Puncak Covid, tapi Angka Kematian Harus Diwaspadai

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan terjadi tren penurunan tren penambahan kasus Covid-19 sejak pekan pertama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat darurat atau PPKM Darurat. Ia menyebut tiga provinsi telah melewati puncak kasus.

Ketiga provinsi itu adalah DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Meski demikian, Luhut mengatakan tren peningkatan angka kematian harus tetap diwaspadai. Tingginya angka kematian tercatat terjadi di beberapa daerah, termasuk tiga provinsi yang mengalami penurunan kasus baru Covid-19.

“Daerah Istimewa Yogyakarta, DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, saya minta buatkan laporan khusus penyebab tingginya angka kematian, berikan juga usulan upaya untuk menurunkan angka kematian tersebut,” ujar Luhut dalam keterangannya, Jumat petang, 23 Juli 2021.

Luhut meminta berbagai pihak tetap mempertahankan upaya untuk mengurangi mobilisasi masyarakat. Dengan mempertahankan penurunan mobilitas dan aktivitas, upaya ini akan mendorong penurunan penambahan kasus baru-kasus baru.

Adapun pemerintah akan melakukan evaluasi berdasarkan variabel laju transmisi kasus, respon kesehatan, dan kondisi sosiologis masyarakat. “Dasar tersebut akan menjadi bahan evaluasi penurunan level PPKM pada suatu daerah,” ucap Luhut.

12 Selanjutnya

Di sisi lain, Luhut memerintahkan Panglima TNI untuk mengkoordinasikan penambahan pengetesan dan pelacakan kasus Covid-19 yang akan dimulai pada pekan depan, 27 Juli, di tujuh wilayah aglomerasi se-Jawa dan Bali. Pengetesan dan pelacakan akan menyasar pada delapan orang yang melakukan kontak erat dengan pasien.

Upaya ini dilakukan agar pasien Covid-19 dapat memperoleh pertolongan lebih lanjut. “Kalau bisa, TNI segerakan proses testing, agar kita bisa membawa penderita ketika saturasi oksigennya masih di atas 80 sehingga mereka masih bisa tertolong,” ujarnya.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memaparkan,bahwa berdasarkan berbagai laporan, pasien yang dibawa ke rumah sakit umumnya sudah dalam kondisi parah. Mereka terlambat memperoleh penanganan saat saturasi oksigennya sudah di bawah 90.

“Pasien yang tidak tertolong itu masuk RS sudah terlambat, saturasi oksigennya hanya 70 atau 80,” katanya. Padahal, masa inkubasi dan masa sakit penderita Covid-19 varian delta relatif cepat.

Budi pun akan berkoordinasi dengan pihak Puskesmas untuk melengkapi fasilitas kesehatan daerah dengan oxymeter. “Jadi kalau saturasinya masih di atas 94 itu masih aman untuk melakukan isoman di rumah dengan catatan tidak bergejala. Tetapi kalau bergejala dan saturasinya di bawah 94 harus segera dirawat di lokasi isoter atau RS yang memiliki fasilitas alkes dan nakes,” katanya.

Leave a comment

All fields marked with an asterisk (*) are required