
IFC Suntik Rp 1,43 T untuk Konektivitas Digital Asia Tenggara dan Amerika Latin
TEMPO.CO, Jakarta -International Finance Corporation (IFC) akan menyuntik investasi US$ 100 juta (Rp 1,43 triliun, asumsi kurs Rp 14.300) untuk konektivitas digital di Asia Tenggara dan Amerika Latin, khususnya Brasil, Indonesia, dan Malaysia. Dana tersebut akan dikelola afiliasi DigitalBridge Group Inc., perusahaan investasi terkemuka pada bidang infrastruktur digital global.
“Investasi ini dilakukan pada saat peningkatan infrastruktur digital menjadi elemen penting untuk pemulihan pasar negara berkembang dari dampak pandemi Covid-19, yang telah memperburuk tantangan konektivitas digital,” kata Global Head of Equity for Infrastructure IFC, Lance Crist, dalam keterangan tertulis, Rabu, 10 November 2021.
Dana tersebut akan digunakan untuk perluasan menara dan pusat data, sehingga memungkinkan pelaku bisnis dan rumah tangga untuk mengakses layanan digital yang berkualitas. Misalnya, untuk komunikasi seluler, layanan kesehatan online, pembayaran elektronik, dan layanan pengiriman makanan online.
Investasi IFC dalam aset infrastruktur digital yang dikelola oleh DigitalBridge di Asia Tenggara dan Amerika Latin ini merupakan contoh terbaru dari fokus berkelanjutan IFC dalam menutup kesenjangan digital. Upaya itu dilakukan dengan meningkatkan infrastruktur dan layanan digital, meningkatkan konektivitas di pedesaan, dan mempercepat peluncuran teknologi komunikasi digital 4G dan 5G secara global.
Investasi IFC mencakup US$ 75 juta di tiga perusahaan infrastruktur digital, yaitu Scala, operator pusat data Brasil yang berencana untuk ekspansi ke Chili dan Meksiko, dan merupakan pusat data pertama di Amerika Latin yang sepenuhnya menggunakan energi terbarukan.
Selain itu, EdgePoint, platform investasi menara yang beroperasi di Indonesia dan Malaysia; serta Highline, penyedia independen infrastruktur komunikasi nirkabel dan operator menara di Brasil.
Adapun tambahan US$ 25 juta yang akan diinvestasikan pada tahap selanjutnyadalam aset infrastruktur digital lainnya di pasar negara berkembang yang dikelola oleh DigitalBridge.
Lance menilai infrastruktur digital menopang setiap aspek masyarakat dan ekonomi, dari smart cities dan e-government, hingga layanan kesehatan dan pendidikan, dari e-commerce, layanan keuangan, dan manufaktur hingga penelitian dan pengembangan, dan banyak lainnya.
“Memperkuat kapasitas dan jangkauan digital negara-negara berkembang akan memungkinkan kemajuan signifikan menuju pencapaian pertumbuhan yang inklusif, ekonomi yang stabil, dan peningkatan kualitas hidup bagi semua orang, termasuk kelompok paling rentan,” kata dia.
Dia pun mengatakan teknologi digital telah mengubah perkembangan di pasar negara berkembang saat bisnis dan masyarakat semakin mengedepankan solusi berbasis teknologi dalam menyelesaikan berbagai tantangan mendesak saat ini.
Untuk itu, selama satu dekade terakhir, IFC telah menginvestasikan dan memobilisasi US$ 5,9 miliar dalam infrastruktur digital. Lebih dari US$ 1 miliar diinvestasikan untuk bulan Juli 2020 hingga Juni 2021 saja.
Selain untuk meningkatkan infrastruktur digital, IFC juga akan mendampingi DigitalBridge, EdgePoint, Highline, dan Scala untuk memenuhi praktik lingkungan dan sosial mereka sesuai dengan standar kinerja IFC.